Rabu, 11 November 2015

Salah Siapa Dong?

Temanya tentang "Coming to Term with the Past" yang maksudnya berdamai dengan masa lalu. Berdamai dengan masa laluku yang tanpa hijab, yang belum menjalankan solat lima waktu. Aku harus menyesuaikan kehidupanku dengan tampilan baruku sekarang. Kayak di kehidupan sosial bermasyarakatku, akan ada pertanyaan baru yang aku harus jawab dengan senyum aja, pas dosenku bilang "Kok pake hijab sih? Padahal rambutmu tu bagus. Besok copot ya Ne pokoknya." atau diejekin "Ukhti mau pengajian ya?" atau "Ih saiki kowe sok alim banget e." atau "Ne kalo orang yang bunuh diri masuk surga apa neraka?" atau "Ne kalo berkurban satu ekor sapi boleh 1 atau harus 7?" (yakalik dikirain mamadedeh apa coba aja google -_-) atau masih banyak pertanyaan yang annoying lain yang kadang bikin aku berpikir dua kali buat pake hijab ini. "Gila ya mau berubah jadi baik aja ada godaannya." aku sempat beberapa kali buat lepas hijab. Ya itu karena faktor eksternal itu tadi. Sebenarnya tidak semudah itu lo memakai hijab. Buatku memakai hijab adalah big deal dan ada sebuah tanggung jawab baru. Aku hanya perlu waktu buat menyesuaikan, meyakinkan diri, dan menerima perubahan tanggapan dari orang lain. Aku sebenarnya merasa berhijab menjadi proteksi diri, dalam beberapa saat aku merasa jauh lebih nyaman dengan berhijab.

Setelah bercerita mengenai konsep dan tema foto yang akanku angkat, dengan tiga orang mentor dan disaksikan beberapa teman workshopku, terjadilah obrolan yang membuatku bingung untuk menjawabnya.


____
I : "Menurut saya sudah saatnya saya berubah menjadi lebih baik dengan mengikuti tuntunan dalam agama saya untuk berhijab. Tapi saya tidak bilang lo ya kalau tidak berhijab lalu tidak baik. Ini adalah keyakinan setiap orang" (dengan sebelumnya sempat cerita bahwa ingin berhijab karena didoktrin oleh ibu dan membaca kumpulan cerita nyata yang bertemakan "Mati Suri" dan menerangkan kehidupan akhirat serta ketakutanku akan the after life. Such a naive story, but yes I am, being so naive at some points)
N : "Jadi menurut kamu dengan berhijab kamu yakin akan masuk surga?"
I : "Bukan seperti itu, tapi di dalam agama saya wanita yang sudah dewasa diwajibkan untuk berhijab."
N : "Apakah itu perintah? Apakah tertulis? Tau dari mana kamu tentang itu?"
I : "Dari Al-Quran, mungkin tidak dijelaskan secara gamblang. Namun ada perintah di dalam Al-Quran yang menerangkan tentang itu. Saya belum punya kapabilitas untuk menjelaskan lebih jauh, namun sekarang saya cukup meyakininya untuk itu." (Ngomongnya semacam serius padahal bingung juga sih mau kasih penjelasan kayak gimana soalnya baru tau itu daripada sok tau nanti didebat malah blong)
*kemudian Nora bertanya kepada wanita muslim lain seumuranku yang tidak berhijab (teman workshopku juga, dua orang perempuan yang lebih tua dari aku)
N : "Kenapa kamu tidak berhijab padahal kalian muslim, wanita, dan sudah dewasa?"
*dua orang temanku diam beberapa saat, seperti berpikir, namun kemudian menjawab
Y : "Karena memakai hijab mungkin adalah sebuah pilihan yang besar."
A : "Memang diwajibkan, tapi kita bisa memilih."
*Lalu Nora bertanya lagi
N : "Tapi kalian tau tentang perintah itu?"
A : "Tau..."
N : "Lalu kenapa tidak dijalankan?"
Y : "Karena ya itu tadi, pilihan."
N : "Oke, menurut kamu banci atau transgender itu salah dia apa salah tuhan?"
*Obrolan ini berlangsung agak lama sampai setiap pertemuan yang kami lakukan, setiap membahas tema.
_____

Aku ngga bisa menjelaskan alasanku yang sifatnya relijiusnya ini dengan pertanyaan yang bersifat logika. "Pake hijab dan rajin solat emang tentu masuk surga? Emang kamu tau surga itu ada? Pernah kesana?" Kan bingung kan? Mau jawab apa coba? Ya udah sih pakai hijab juga sama aja kayak orang pada umumnya, toh aku juga ga menggurui atau mengejek yang tidak.

Lagi-lagi hidup itu pilihan. Aku tidak menjudge yang pakai hijab lebih baik daripada yang tidak. Tapi terus jadi agak stereotip dikit sama orang-orang yang pake baju minimal hehe. Manusia.



Sabtu, 07 November 2015

Feeling Childish


I love oreo's ads and seeing this one made me missing my childhood. I miss having bed-time-story with my dad. Seriously.

Minggu, 30 Agustus 2015

Not Good At Pose


To cover my hair, to wear long-sleeve clothes, and using looser pants. Bismillah.

Jumat, 21 Agustus 2015

Workcation



Workcation (work and vacation) could be your another escaping. Become a travel photographer is the best job ever I thought. Or at least become their assistant. Somebody would pay your trip, your hotel, your meal. And all you have to do are taking pictures and writing captions. Malord. #summervibes

Kamis, 20 Agustus 2015

Nowness!




My #summervibes : being one of the-nowness-people and being so fancy by buying pricey body and face care products, the body shop. I love the fuji green tea body sorbet like seriously, cause it smells goooood. I could die. Really. Ok then... My other #summervibes activity is start consuming healthy beverages like detox juice. I once ever wanted to join a detox juice program, but I have to pay IDR 1.250K for 18 bottles juices (1 day/6 bottles). Wtf. It was quite expensive for only a juice. Then I made my own health-beverages by myself. I drink monster juice which the taste doesn't seem like a monster, is delicious for honest. I put a bunch of kale, a bunch of cabbage, a bunch of spinach, green apple, and pear.

Summer Vibes




Feeling so summer. A bright blue sky, cotton clouds, palm trees, outdoor, & sunshine. #summervibes

Kamis, 30 Juli 2015

Call Me Naive


Duh... Lagi bingung. Bingung yang relijius. Tampaknya aku butuh dituntun dan disemangati.

Minggu, 28 Juni 2015

Infinity In Flux

Satu tahun tidak berjalan dengan lama jika tidak dihitung. Rasanya baru kemarin nonton artjog, sekarang udah mulai lagi dan sudah hampir selesai. Artjog ngga pernah ngga sepi, ngga pernah ngga heboh, ngga pernah ngga keren. Yang ngga asik di tahun ini adalah biaya masuk ke pameran yang cukup lumayan. Karena ditambahin dikit lagi aja udah bisa nonton minions di xxi. Tapi sebenernya bagus sih, bayar. Dengan bayar mungkin tujuannya adalah bentuk apresiasi lebih dari masyarakat terhadap karya seni. Dan mungkin peminimalisasian jumlah orang yang berkunjung ke sana. Karena tahun lalu lumayan membludak.Tahun ini aku baru kesana H-1 pamerannya tutup. Aku pikir datang ke sana saat hari Sabtu dan hampir tutup adalah kesalahan. Yang aku pikirkan akan rame, penuh, dan banyak anak-anak alay yang foto-foto. Sorry. Ternyata enggak. Lumayan lah, rame tapi masih enak buat jalan-jalan sambil ngeliatin karyanya. Masih bisa wefie lewat kaca juga kok.







Selasa, 16 Juni 2015

4:3

Ini adalah Ida, film bikinan Pawel Pawlikowski yang settingannya di Polandia pada tahun 1960an tentang calon biarawati yang mulai galau dengan keyakinannya karena setelah dia ketemu tantenya dia menemukan fakta-fakta baru mengenai mendiang orang tuanya yang ternyata penganut agama yahudi atau jewish. Hampir semua dialog di film ini pake bahasa Polandia dan film ini screen size rationya adalah 4:3 yang jarang banget digunain buat film yang biasanya adalah 16:9. Terus film ini dibuat BW dan komposisi gambarnya keren banget. Jadi kerasa tiap framenya benar-benar memperhatikan komposisinya dan dibuat total, background dan foregroundnya. Kalo nonton film ini rasanya kayak lagi liat foto seri yang digabung.






Jumat, 12 Juni 2015

Buildings

Nothing feels so special when I saw the Old Batavia. It was only a place with an antique and vintage impression. Simply like Kota Gede in Jogja. I dont know, seems like I'm not having any interested to explore. Boring and nothing could distract my attention. Then I decided to try taking a walk around that place. And when I saw the buildings, there was something that could made me amazed. Graceful old buildings. Quite, cold, and mysterious. Like each building has their own story and secret. Therefore I raised the theme of old buildings of Old Batavia for my personal photo story project. 
Well well, thankyou Jakarta, thankyou Kota Tua, thankyou Erasmus Huis, thankyou Mr. Ton, thankyou Mas Yoppy Pieter, thankyou Mas Ben Laksana, and thankyou guys for welcomed me well while I was there. Thankyou for the new experiences and discussion. Glad to meet you all.






Senin, 08 Juni 2015

Menantang Diri Sendiri : Pergi Ke Jakarta

Jadi ini adalah hari ke 10 ku di Jakarta. Kesan selama 10 hari di Jakarta adalah, panas dan gerah. Keterlaluan panasnya. Tiap keluar rumah fenomena rutin yang terjadi adalah kemacetan. Iya macet parah setiap hari, pagi siang sore dan malam. Gila banget. Orang ngabisin waktu cuma buat di jalan aja. Berangkat pagi pulang malem, dan itu bener-bener ngga kerasa. Jakarta. Jauh dan dekatnya jarak dari satu tempat ke tempat lain di sini bisa ditentuin lewat skala hitung waktu maupun jarak itu sendiri. Dibilang jauh ya enggak tapi bisa sampe berjam-jam. Kenapa gitu? Ya macet. Jarak menjadi hal yang relatif.
Menurutku orang-orang disini juga psikologinya agak terguncang. Mereka adalah insan yang high temper. Marah-marah mulu hobinya, klakson klakson, ngomel dan umpatan adalah menjadi kebiasaan. Mereka juga hidup individual, maksudnya susah banget bersikap baik dan ramah disini. Yang ada malah jadi sasaran orang-orang yang memiliki kepentingan negatif. Kalo kata sepupuku "Cewek di Jakarta wajib jutek." Iya ada benernya juga.
Suka agak serem kalo diboncengin naik motor di sini. Kaki kanan dan kiri sering banget keserempet, atau ga sengaja kesenggol. Kesenggol aspal, kesenggol tiang, kesenggol ban truck, kesenggol mobil orang, dan kesenggol kesenggol ekstrim yang lainnya. Jarak antara dua mobil yang sekiranya pas buat dilewatin motor walaupun mepet adalah mengerikan. Tapi beneran, kalo ngga kayak gitu ya kita ngga bisa ngejar waktu. Sungguh. Sangat. Menakjubkan.
Mall di Jakarta udah kayak Indomaret di Jogja. Kayaknya tiap kelurahan di sini pasti ada mall nya. Mall. Lurus dikit mall. Muter jalan mall. Jalan dikit kanan mall kiri mall. Mall. Orang-orang di Jakarta gaya hidupnya agak berlebihan. Jarang liat orang yang dandannya biasa aja. Baik yang level hi maupun low. Semuanya total dengan caranya mereka masing-masing. Hari-hari pertama sempet ikut hanyut pada hempasan gaya hidup konsumeris karena yang tidak ada di Jogja dan ada di Jakarta itu banyak. Aku merasa mentalku kurang kuat.
Jujur, aku melonggo pas liat bangunan-bangunan pencakar langit di Jakarta. Serius. Bisa gitu ya. Banyak lagi. Hahahaha. Masyaallah. Gapapa kan pengalaman pertama.
Kesimpulan menantang diri sendiri di Jakarta kali ini membuatku terpikir untuk tidak hidup di sana. Soalnya hidup cuma sekali.

Jumat, 22 Mei 2015

Adrenaline

I want to soar up into the sky with space suit. Or sit on ferris wheel in high speed, spinning for hours. Or do bungee jumping from a cliff.
But all I can do is just sitting on carousel with colorful lights.

Kamis, 07 Mei 2015

Glasses

I did my last photo exhibition with some cool kids who interested with photography things. We gathered and given workshops about photography by Mas Wid, Mas Galatia and Mas Fehung as our mentors. We brainstormed by them to explore our ideas as wild as we want. They all so good and they goodly help us.Well I got quite excited with this because the cool part was... We have to take any photos with camera phone. Only camera in our cellphone. For me it was the first time ever and very challenging. I'm not sure whether my camera phone could work properly cause yea you know my phone is a vintage which it couldnt find the focus by itself. And the photos was extreamly blury when it took on a dim light. However, my camera phone still in a worse quality resolution. But it's okay. We wont talk about the resolution but ideas. I was in depression on finding the ideas, first day at meeting everyone has their own ideas and they could presented it well, except me. Ah... I should thought something deeper about me and something I couldn't life with. First, I thought about my parents. But it would be so mainstream, cause my friend once chose that theme on his last exhibition. On the second meeting I still havent brought any idea there to be presented while the other was already started taking pictures. Day by day, I was on my limit. I dont know when the ideas come over my brain, seems like the brain need a storm, literally storm. Then... Glasses. I couldnt life without glasses, I couldnt see the world clearly without glasses, and almost everyday I wear glasses. I never know how something small and trivial could give me a great big thing. Glasses is just a pair of glass with a small convex lens that framed. It's just a little thing but with it I could do my life.

Kacamata ke entah nomer berapa yang sudah berjuang sangat berat karena berkali-kali dilem tapi tetap bertahan dipakai.

Senin, 13 April 2015

Liat Gunung-Gunung

Temen jalan-jalanku ada yang pernah nanya "Kira-kira bisa ngga ya orang pergi travelling tanpa gadget (smartphone/kamera)?" Mmm... Menurutku bisa aja. Tergantung tujuan travelling kita itu buat apa. Kalo emang buat refreshing, vacation semacam yang real real real sweet escape yang membutuhkan ketenangan (kind of relaxing moment) ya mungkin aja ga terlalu butuh. But for me personally, aku akan membutuhkannya. But it doesnt mean liburan yang aku lakukan semata-mata cuma buat taking photos doang. Ya refreshing juga. Kalo smartphone mungkin ngga terlalu kali ya, karena masalahnya smartphoneku doesn't have a maximum quality for image capturing (first world problem). Tapi kalo kamera mmm pasti akan sangat dibutuhkan. Gimana ya... Rasanya udah jauh-jauh, pake perjuangan, dan pasti penuh cerita. Tapi ngga ada foto sebagai bukti. Which I'm not a good story teller, orally even when in writings. Jadi foto menjadi mediaku bercerita. Setidaknya perjalanannya menyisakan sesuatu untuk dibagi dan dipamerkan. Literally pamer. Lewat instagram. Pfff.
Basically, I aint a real traveller like the others do nowadays. Maksudnya traveller yang tipe extream nature explorer gitu, kayak naik gunung rinjani atau diving di raja ampat atau sebangsanya. Soalnya kalo ada di level 1-10, paling aku masih ada di nomer 4. Masih yang jalan-jalan keluar kota aja, yang ngecamp di pinggir pantai, yang masih baru naik gunung prau aja, yang ngga diving tapi snorkeling aja di menjangan. But still in my leisure time, aku suka sekali jalan-jalan dan packing untuk jalan-jalan. Mmm... Lagian travelling jaman sekarang penuh dengan prestige. Gear dan tujuan tripnya sungguh luar biasa.
Well. Beberapa hari lalu temen-temen plesir mengagendakan jalan-jalan ke daerah dieng. Tapi ngga sampe ke dieng, masih agak bawah, ke posong namanya. Aku ngga tau itu bukit atau apa ya jenisnya, tapi kita bisa liat beberapa gunung dari sana. Sindoro, sumbing, merapi, merbabu, dan ada beberapa aku yang ngga tau gunung apa namanya. Bagus, waktu sunrise. 





Rabu, 01 April 2015

March

March has just passed. March left me tons of happiness, gave me much joyful moments and new friends. March is so me. My birthday was on March and now I'm 21 years old. Looks like time is running in a rush right. I did short trip vacation to Bandung, completed my personal project photo with All You Can Art, re-doing my old activities (made some fun project with paper and withered flowers). I'm not watching a lot movies lately, it indicates that I was pretty busy. And still could having a good time with best friends.
And I find a lot of new things when I was experimenting and when having a talk with people. I really adore smart people. Like they could stole my fully attention. How they were talk, or when they pull out their own opinions and make an argue cleverly. Good. Then I start to applying my weird ideas into real. Ah... I realized that I was a bit changed. I began to accept the otherness that is going around me. The most difficult thing in life is against yourself, but yeah I did it. At least I begin to try. I'm trying to build the "atmosphere", starting the conversation which I never did it before. It is no longer awkward. Myself deserve rewards. Haha. Something good comes through a long process.


Rabu, 28 Januari 2015

KPLB : Klub Pecinta Langit Biru... dan Kamu

That two hours exhausting road trip for a beach camp and sunset hunting was so worth for me. A beautiful scenery, magnifico sunset and the rhythm of the waves were so calming. A sweet escape! Nglambor beach is near by siung beach, people usually do camp there for a night to hunt the sunset and sunrise then snorkeling. Try it soon! *akses jalannya masih agak jelek dan terjal, beware! (-) *ada jasa penyewaan snorkel dan google dan kamar mandi, don't worry! (+)

Where the Next?

Backpack trip never goes boring when you did it with your soul travel mates. Few days ago, me and my some old and new friends were went to somewhere strange for us cause it actually our first time ever go there. Explored the eastern side of Java, Ijen Crater, National Park Baluran and go snorkeling at Menjangan dive spot. We did backpack trip for five days and all by public transportation.We decided to make the trip budget limited, as low as possible.
By the way, I do not post much photos here, cause I already post it on my instagram hehe.