Senin, 13 Juni 2016

Through The Negative Lens

Setiap orang punya perspektif masing-masing dalam memandang dan menilai suatu hal. Persektif atau sudut pandang mereka itu dipengaruhi dan dirangsang oleh berbagai macam hal. Menurutku sih mungkin kayak latar belakang pendidikannya kali ya yang udah pasti keliatan, umur dan jelas pengalaman hidupnya, bisa juga dari pola hidup yang teratur atau awut-awutan ga karuan, lingkungan sosial di sekitarnya ya termasuk juga keluarga, keadaan emosinya yang lagi up atau down, terus mungkin juga posisi dia di dalam sebuah tingkatan ekonomi (ya kayak kaum proletar dan elit), dan bahkan mungkin ketertarikannya terhadap sesuatu kayak misal hobinya dia. Banyak deh, bahkan juga orang-orang di media sosial kayak di  twitter atau instagram yang cepet banget kasih feedback mereka terhadap suatu issue. Kayak aku follow selebtwit yang biasanya cepet banget ngerespon issue atau berita.
Aku suka orang yang bisa berpikir secara multi perspective, jadi dia bener-bener memandang dan menilai serta merespon si issue yang ada dengan berbagai fakta dan sisi yang lain. Jadi keliatan pintar, asalkan isinya masuk akal dan tidak memihak lo ya. Somehow kadang akupun atau orang lain mungkin tak terpikirkan akan hal itu. Sungguh aku menggagumi orang-orang yang pintar. Tapi ada juga orang yang cuma melihat suatu hal dari satu sisi aja, entah itu dia liatnya dari bagian yang positif atau negatifnya. Yang biasanya sih mudah banget kepancing emosinya tiap menanggapi suatu issue dan mudah juga malu karena keburu-buru bereaksi tanpa liat ternyata ada sisi atau fakta lain yang belum sempat dia liat. Ya, tipikal one-sided-perspective person kayak aku. Kalo aku sih biasanya mudah banget 'terhasut' waktu baca blog atau twitter orang, kemudian dia mengutarakan pendapatnya di situ dengan berbagai bukti atau logika-logika yang dia buat, terus aku ikutan setuju aja gitu. Dan seringnya aku setuju dengan respon-respon yang bermuatan hal negatif. Entahlah, sisi buruk kadang terlihat menarik bagiku. Benar-benar seorang yang mainstream dan death-fish sejati. 


Minggu, 12 Juni 2016

Death Fish

Sedang tidak punya tanggung jawab apapun, kecuali solat dan berbakti pada orang tua.
Sedang tidak bisa diajak serius, karena lagi ingin kendor dan tidak mau mikir berat.
Sedang tidak mengejar deadline, bahkan sedang tidak mengerjakan apapun.


Forever mood :