Kamis, 05 Mei 2016

Ibu dan Sahabatnya, Diabetes Mellitus


Kurang lebih sudah 10 tahun sejak diagnosisnya, ibuku terkena diabetes mellitus atau biasanya disebut DM. Diabetes adalah gangguan metabolisme pada kadar gula darah, nama lainnya adalah hyperglycemia. Jika gula darahnya tinggi efeknya adalah pusing dan menurut ibu serasa seperti gempa bumi. Waktu itu pernah sampai tidak sadarkan diri sehingga seluruh badannya menjadi tegang dan kaku. Pada ibuku penyakit diabetesnya ini sudah sampai tahap terjadinya penurunan gula darah yang ekstrim atau biasanya disebut hypoglycemia, yang berefek badannya menjadi sangat lemas dan pandangannya berkunang-kunang seperti tidak memiliki energi. Jadi benar-benar pola makan ibuku harus seimbang dan makan tepat waktu, serta aktivitasnya harus dikontrol agar tidak terlalu lelah dan gula darahnya bisa stabil.


Selain itu setiap makan ibuku juga harus mengontrol glucose-level nya dengan suntikan insulin pada bagian paha, lengan, atau perut. Lebih sering di paha karena tidak terlalu sakit. Dan setiap sebelum makan harus melakukan test gula darah agar tahu seberapa banyak makanan yang harus dikonsumsi pada saat itu (sesuai dengan keadaan gula darahnya, rendah atau tinggi). Bahkan ayahku membuatkan tabel pemantau kesehatan untuk ibu, agar setiap hari apa saja yang dimakan dan diminum serta berapa kadar gula darah per dua hingga tiga jam terpantau.

Dulunya aku ngeri dan serem tiap liat ibuku suntik insulin sendiri, tapi sekarang malah aku yang harus memberi suntikan tersebut pada ibuku karena beliau sedang dalam kondisi yang tidak sehat. Apalagi saat test gula darah, saking seringnya jari tangan ibuku sudah penuh dengan tusukan jarum yang membuatnya menjadi ngapal atau mati rasa. Kadang ngilu dan tidak tega, tapi untuk kesehatan ibuku aku harus berani.


Sebulan lalu ibuku mendadak pingsan dan harus masuk rumah sakit karena kadar hemoglobin ibuku sangat rendah 8 (normalnya 12-14). Jadi pada saat itu juga harus melakukan transfusi darah seharian penuh sampai kadar HB nya naik dan tidak lemas. Setelah itu mendadak pula detak jantung ibuku lemah dan harus melakukan rekam jantung setiap hari serta memasang EKG atau layar monitor jantung yang suaranya benar-benar menyebalkan. Sebelumnya ibuku juga didiagnosa terkena penyakit pada jantung dan berakibat hypertensi atau tekanan darah tinggi sehingga harus minum obat tensi 2 kali sehari. Detak jantungnya sering cepat dan tidak beraturan namun kadang juga sangat lemah sehingga membuat tubuhnya lemas. 


Setelah dilakukan beberapa observasi lebih saat di rumah sakit (selama bulan April kemarin ibuku di rawat di rumah sakit), ibuku ternyata juga terkena hipertiroid yang dijelaskan oleh dokter bahwa hormon tiroksin pada tubuh ibuku diproduksi berlebihan oleh tubuhnya sehingga membuat kondisi fisiknya melemah dan kestabilan gula darah serta tekanan darahnya terganggu. Jadi sekarang ini harus selalu minum obat penekan hormon tersebut agar sembuh, hipertiroid bisa disembuhkan berbeda dengan diabetes. Namun ini juga berakibat pada mental ibuku karena faktor lamanya mengidap penyakit dan temuan penyakit barunya itu membuat ibuku menjadi depresi ringan. Kadang melantur dan sering menyalahkan diri sendiri. 


Di balik semua ini ibuku sudah memberi banyak hal dan pelajaran hidup buatku, untuk selalu bersabar dan ikhlas menghadapi masalah apapun. Secara tidak langung mengajarkan ku juga untuk bersikap lebih dewasa dan lebih baik lagi. Menyadarkanku dan mungkin adikku untuk tidak lagi bersikap manja dan belajar untuk lebih bertanggung jawab lagi serta mengerti apa yang namanya kewajiban. Dan juga menjadikan ini sebagai ladang pahalaku dan aku sekarang bisa lebih dekat serta menyayangi dan memberikan sepenuhnya waktuku kepada ibu. Makasih buk, semoga ibu lekas sembuh dan pulih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar