Rabu, 07 November 2018

Nowaymber

Awal bulan yang cukup berat untuk menerima kenyataan. Kenyataan bahwa aku tidak sesiap itu untuk mengikuti ujian yang cukup jadi incaran banyak pencari kerja di Indonesia. Bagi anak-anak freshly graduated ataupun para bapak ibu (specifically under 35) yang sudah bekerja non PNS. Menjadi civil servant atau abdi negara adalah harapan untuk sebagian besar orang di Indonesia. Mimpi memperoleh ketenangan hidup di masa tua dengan uang pensiun dari negara membuat banyak rakyat sangat tergiur untuk mendapatkan kesempatan itu. Tak hanya itu, keinginan meninggikan derajat orang tua dan nilai prestigious membuat banyak orang berusaha extra untuk lulus ujian penerimaan pegawai negeri. Les jutaan rupiah, pasang jimat berbentuk bumbu dapur agar supaya lolos dari metal detector, join group whatsapp dan kaskus demi tidak mau ketinggalan informasi membuat tes CPNS kian terlihat seram. Menurutku ikut ujian CPNS seperti sedang menggosok bagian abu-abu di teh gelas. Kita tau bahwa kemungkinan di dalam satu supermarket yang jualan teh gelas mungkin semua bagian abu-abunya bertuliskan "Gosok lagi kamu belum beruntung", tapi tetep aja kekeh dicobain jajan teh gelas sampe kembung. Begitupun aku. Aku sedang menggosok bagian abu-abu itu pake koin seribuan, berharap kalo pake koin dengan nilai uang paling tinggi bisa berhasil, nyatanya sama aja. Mo gosoknya pake konci motor kek, pake amplas alus kek, kalo belom rejeki ya sama aja.


Di saat bersamaan, tampaknya beberapa temanku tidak tertarik untuk menjajal peruntungan diri sebagai PNS. Alasannya: tidak mau bergantung pada negara. Maksudnya sih aku tau, tidak mau waktunya habis dengan saklek 8 to 4, mon to fri. Ada juga yang karena males buat ribet-ribet nyiapin ujiannya. Sehari sebelum aku ujian, sahabat SMP ku datang bersama suaminya yang juga partner kerjanya. Kebetulan keduanya adalah manusia otak dagang, temenku orang Padang btw. Lol. Mereka berdua tinggal di Jakarta, tapi sesekali balik kampung ke Jogja. Tiap mereka balik aku selalu ngga bisa ketemu, karena mereka pasti balik pas weekend which was my working time. Pas udah selo disempetin lah ketemu, ternyata mereka ke Jogja dengan tujuan yang lain. Mereka mau developing sebuah usaha bersama dan lagi coba buat naikin awareness masyarakat dulu. Langkah pertama mereka sih dengan bikin podcast, kenapa podcast? Menurut mereka ini alat iklan yang cukup low budget dan bisa disambil mereka bekerja yang lain. Plus mereka berdua itu cerewet dan ditambah satu temennya lagi sebagai salah satu otak dibalik itu semua. Coba dengerin deh di Spotify dengan keyword Sumber Bahagia atau lewat anchor https://anchor.fm/sumberbahagia. Aku merasa seru. Terus kemaren ke Jogja mereka sedang foto-foto buat their very first product! A big step sih, sementara dari dulu aku cuma ide jualan ini itu banyak banget tapi mereka cukup berani buat memulai. Anyway, good luck you both!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar