Minggu, 16 Oktober 2011

SMA

Well, kalo ngomongin masa-masa SMA gini bingung mau dimulai dari mana Karena hampir semua bagian di masa SMA itu menyengangkan & unforgettable moments. Dulu sih kalo jamannya kelas 1 SMA aku masih cupu (sampe sekarang sih kayaknya). Gak pernah aneh-aneh. Ya paling bolos pelajaran aja sih. Gak parah, gak usah munafik pasti setiap anak sekolah pernah ngelakuin hal ini walaupun sekali. Ke perpustakaan, ke kantin, ke uks (dengan ijin : sakit perut), kalo enggak ya jalan-jalan kelilingin sekolah kayak murid kurang kerjaan. Paling sering bolos dipelajaran matematika, fisika, sama kimia. Menurut aku semua pelajaran tersebut itu “nggak aku banget”. Buat apa gitu belajar pelajaran yang bikin kamu tiap hari ngeluh. ”Duh PR kimia belum selesai nih, susah banget jadi pengen gantung diri.” ”Ya ampun, fisika yang bagian ini bikin aku hampir mati.” ”Gila ya matematikanya.... Bikin aku makin gila.”. Yoi dah, kamu belajar apa dibunuh pelan-pelan, huh? Makanya... Aku sih belum mau mati. Apalagi dengan cara seperti itu. Oke lanjut. Gawatnya ayah sama ibu aku pengen banget aku masuk ke penjurusan ”IPA” IPA, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu yang mempelajari semua pelajaran yang nggak pengen aku pelajari lebih lanjut. Dzzz zzz zzz. Gimana nih? Oke. Teruskan pas kelas 1 gitu aku sering absen dipelajaran matematikanya Bu ****i (gamau sebut namanya, ntar kalo ada yang search di google ndak blogku katut) jadi ya ya ya ya pas naik ke kelas 2 gitu nilai aku nggak dikasih tuntas padahal udah ngerjain remidi sampe 4x. What the #3[[! Tiba-tiba gitu pas lagi main aku ditelfon wali kelas ”Hallo? Mbak Ine ya? Nduk ini gimana Bu ****i gamau kasih tuntas ke nilai matematikamu. Dia Cuma kasih 40. Saya bisa kasih 70, tapi kamu di IPS ya. Ya? Oke? Ohya. Sip! Gapapa.” Habis denger telfon singat itu tuh rasanya, nyesssss. Termenung, bingung, nggak semangat, nggak terima, nggak siap, nggak nggak nggak nggak kuat. Sejam meratapi. Kemudian lupa hehehe. Nggak sih, takutnya sama ayah ibu aja gitu. Kan mereka berdua pengen aku IPA. Selidik punya selidik ternyata ayah sama ibu aku dulu anak IPS. Oke deh, kita impas aja kalo gitu. Aku juga gapapa kan IPS. Itu ayah sama ibu belum tau telah ada percakapan singkat antara aku dan wali kelas ku itu. Beberapa hari sebelum terima rapot, aku berniat kabur ke Eropa gitu biar gak dicacah halus sama ayahku. Tapi apa daya, ternyata aku Cuma bisa kabur sampe Bandung dan itu dengan ibuku :p :p :p Hari ”H” ayahku kesekolah ngambil rapot *ini baru terjadi beberapa kali selama aku sekolah* dan setelah rapot ditangan dan wali kelas aku curhat banyak (tentang aku) ayahku nelfon ke handphone ibu. Ada telfon, ibu lagi dibawah ngobrol sama sodara-sodara. Hapenya diatas ada dideketku, awalnya yang ada diotak ”Waduh ayah nelfon. Guwak wae ah hapene. Opo dicopot batrene? Opo piye ki? Yaowoh.” Perasaan ini sunggu sedang berkecambuk. Terus dengan lapang dada dan menyiapkan mental ekstra large aku kebawah ngasih hapenya ke ibu. Pas mau dipencet tombol “answer” rasanya…. Ah mbuh tidak bisa diutarakan atau diselatankan. Tapi pas mau diangkat telfonnya mati. Huh-hah-huh-hah. Lega. Aku mau balik keatas gitu rencananya. Tapi… telfonnya bunyi lagi. Dan seketika rasanya tangga yang sedang aku pijak itu runtuh. Terjadi obrolan kemudian ibu aku melirik tajam dan sangat sinis kepadaku. Telfon diakhiri dengan, “Oke ayah, dadah I love you.” APA NIH MAKSUDNYA? GAK NYAMBUNG TAU NE’! Ya lupakan bagian ini. Ibuku manggil, “Udah sini kak gausah sok takut, turun sini.”Aku turun. Duduk diruang tamu disaksikan sanak saudara. Aku ketawa ketiwi menutupi ke ”maknyesss-an” jantungku. ”Apa, bu?” *muka datar* *muka polos* *muka lugu* *muka gak berdosa* semua dipasang. ”Kamu IPS kak. Masa kata gurunya Cuma dikasih nilai 40? Duh yang salah siapa kalo gini?” dengan ekspresi kayak baru mendengar berita duka aku menjawab ”Ohya? Waduh. Maaf bu. Padahal aku udah berusaha sekuat tenaga dan semampuku. Kalo hasilnya Cuma segitu berarti ini semua salahku yang kurang maksimal.” ibuku bales ”Halah.... Ngemeng-epeh.” (gak gitu juga sih jawabnya, tapi kerasa kayak mau ngomong gitu) setelah itu tidak ada nasehat-nasehat atau petuah-petuah karena nggak ada ayahku jadi ibuku tidak ada patner. Ya sudah aku dibebaskan dari tahanan. Terus aku lanjutin deh nonton tv nya. Nah sepanjang ini tadi baru part kelas 1 menuju ke kelas 2 ”IPS”.

Yup! Awal masuk ke kelas 2, aku benar-benar diliputi rasa galau tingkat Asia. Ya karena apa... Aku bingung. Kala itu sedang diadakan upacara.. bendera.. disekolah.. (pake nada doa kayak yang kalo pas upacara tu loh, kalo gatau yowes). Kemudian aku bingung lagi, sekarang apa yang harus aku lakukan? Aku ada dibarisan dengan anak-anak IPS yang sebelumnya aku belum kenal secara dekat dengan mereka satu persatu. Kemudian aku galau. Aku baris dipojokan barisan. Ya sebenernya gak pojok banget sih, biasa aja. Aku lihat ke kanan, ada Marina Maharani. Aku lihat kesamping kiri, ada siapa gitu aku lupa. Aku lihat kedepan ada barisan. Terus kukuatkan diri untuk lihat ke belakang, nampak seorang gadis. Tak gambarin wujudnya ya. Cewek ya kira-kira usianya sepantaran aku, item tapi gak item juga sih ya mungkin coklat tapi itu coklat tua, rambutnya keriting bawaan, dan wajah... No comment. Hanya ku lirik kemudian aku melihat kedepan lagi. Setelah itu semua persaan berkecambuk. Aku bertanya-tanya. Siapa makhluk itu? Aku semakin berpikir. Aku belum pernah melihat wujud ini sebelumnya. Ini bukan setan, karena aku bisa melihatnya siang-siang dengan mata telanjang. Saat sedang memusatkan pikiranku dengan alam, si Marina nylekop ”Itu siapa sih yang dibelakangnya Ine?” Aku tidak menjawab apa-apa. Kemudian Marina melihat sendiri kearah itu. Seeeeeeeet. Lalu.... ”Astaga!” Aku bingung setengah lelah karena habis berpikir terlalu kuat. Kutanyakan dengan separuh keberanianku ”He? Ada apa ya Marina? Mengapa engkau terlihat begitu kaget?” Marina Cuma jawab ”Gapapa” sambil nelen ludah dan membalikan badannya. Dia kelihatan kayak habis liat mata ular yang ada di Harry Potter. Kaku. Terlihat dia kemudian berbisik dengan teman didepannya, sontak anak-anak barisan depan melihat kebelakang. Rasa GR muncul pada diriku, aku mbatin ”Wah apa nih kok pada ngeliatin aku?” *rogoh saku* *ambil bedak* *ngaca* *lap keringet* *senyum Marshanda*. Oke, seketika bedak ini luntur karena ternyata yang mereka pandangi itu bukan aku melainkan gadis mmm bukan gadis tapi makhluk dibelakangku. Syityak. Kemudian mereka tertawa rada kencang diiringi sindiran serta cibiran dan tersebut nama ”Wahes GI*a wani-wanine mangkat sekolah.” Ya. Ternyata makhluk itu bernama Gi*a. Dia dari planet apa ya? Atau dia muncul dari rongrongan mana ya? Semua pertanyaan tentang asal usulnya pun muncul diotakku. Saat itu yang bisa aku lakukan hanya diam sampai upacara selesai. Untung aku pernah berkenalan dengan Diah. Diah adalah seorang gadis dari kelas 10.D. Dia baik dan sosok keibuan. Dia tampak sangat penyayang dan penyabar. Yang terlintas pertama kali saat melihatnya adalah.. Ini dia wanita yang sudah lama dicari-cari oleh para calon mertua. Ha, lanjut. Aku melihat papan berisi kertas berukuran HVS dan nampak nama-nama siswa sesuai kelas barunya masing-masing dan tentunya sesuai jurusannya. Setelah menelusuri tiap nama aku menemukan namaku “Princess Belle” oh bukan maksudnya “Izzarine Nurdiaz Pramudita. Kelas 11 IPS 1. Nomer absen 05. Salam kenal J” Aku melirik Diah dan bertanya “Di, kamu kelas apa?” dia menjawab dengan nada sedih “Aku... Aku... (terdengar seperti menahan tangis) Aku kelas 11 IPS 1.” Kemudian dia menangis. Nggak deng, aku lebay. Hahahahaha tapi keliatan dia agak kecewa gitu, apa mungkin gara-gara sekelas sama aku? Apa aku sehina itu? Apa iya? Ya Tuhan. Hmmm ternyata bukan itu alasannya. Ternyata alasan yang aku tangkap adalah karena dia tidak sekelas lagi dengan pacar perempuannya. Ya, si Linna-Asoy. Aku nggak tau sebenarnya hubungan resmi mereka itu apa. Aku lihat disegala moment mereka selalu tampak mesra. Oke, berpikir positif. Mungkin mereka hanya sebatas lesbian. Loh, maksudnya (?) Hahaha becanda. Dipercepat aja ya, setelah masuk kelas, aku sebangku gitu sama Diah. Habis gak ada yang kenal lagi. Kecuali si Rani, dia gak ikut upacara sih jadikan aku gatau kalo dia juga sekelas sama aku. Ya udah, dia duduk sama si Nawang. Nawang gembul penuh kontrofersi semasa kelas 10 nya. Aku kenal dia juga karena kontrofersinya dia dengan anak SMA lain. Kayaknya sih gara-gara cowok. Wokedeh, aku harap cowok yang diributkan ini tampan. Ya paling enggak setampan Betran Antolin atau Glen Alinski ya kalo enggak sih ya kayak Muhammad Auli* R*m*d**n (sopo kuwi Ne’? Ah meneng wae kuwi gebetanku). Tapi ternyata pria beruntung itu adalah... Kakak kelasku SMP. Masyaallah. Betapa sempitnya wilayah Jogja ini. Seperti kolor baru. Kemudian setelah semua siswa dan siswi duduk pada bangku mereka masing-masing dengan muka imut dan lucu, dua orang gadis masuk kedalam kelas. Yang satu kriting dan putih. Yang satu lagi rambut panjang dan sedikit coklat tua. Ya. Aku kenal mereka. Mereka berdua adalah dua siswi dari kelas 10.E. Benar, mereka berdua adalah.... Erika-Chan & Nadya-Rawr. Muka mereka kayak bete gitu pas masuk kedalem kelas sambil kemrungsung. Karena bangku tengah kebelakang penuh mereka duduk di barisan depan bersama ”Tiga Dara Cantik” Leo, Chacha dan Ayu. Kata lain mereka mendapat pintu nomer dua alias ”Zonk”. Ngomyang dewe, mbuh ngopo. Ket mlebu kelas nganti gurune teko. Gatau ah kenapa. Apa mungkin mereka gak suka dilekas itu gara-gara ada aku? Kenapa? Kenapa gara-gara aku lagi? Benar-benar... Oh ternyata bukan, aku lagi-lagi GR. Mereka bete gara-gara pengen masuknya dikelas 11 IPS 2. Oh... Kirain kenapa. Udahkan kita duduk semua kemudian Pak Guru masuk dengan senyum manis dipagi hari dan menyapa ”Selamat pagi anak-anak” mau gak mau dijawablah ”Pagi”. Setelah ca-ci-co gurunya ngabsen, semuanya ada kecuali... Gi*a. Oh Tuhanku, ternyata makhluk itu sekelas sama aku? Si Pak Guru ini nanya ke kita-kita gitu (opoh) kemana Gi*a? Dengan siapa? Semalam berbuat apa? Eh -_-” Nah ya udah kita jawab aja kita tadi liat dia pas upacara. Tapi sekarang gatau dimana. Kemana coba? Aku semakin yakin kalo dia itu sebenarnya bukan manusia. Mungkin juga dia bukan alien. Tapi apa? Dia menghilang begitu cepat. Harus dicari dimana? Tanya aja sama tamagochi siapa tau dia tau. Sampai saat ini kita tidak tahu dimana dia. Beberapa kali sempat ada yang melihat dia di JEC. Dia sedang berjalan mesra bergandengan dengan pria (yang katanya sedikit) tampan. Setelah itu tidak ada lagi penampakannya. Atau mungkin aku pernah melihat foto-box mesranya bersama seorang pria. 4 buah pose fotonya cukup membuatku cepat kenyang ketika makan. Mulai sekarang, sudahlah lupakan dia. Selidik punya selidik, pas kelas 10 dulu dia pernah diforum sama anak kelasnya. Dan ternyata masalahnya adalah... Aku tidak mau bicarakan disini. Ini tidak adil untuk Gi*a dan keluarganya. Baiklah.

Semasa kelas 11 ku ini aku sangat menikmati tiap detiknya. Sekelas itu kalo dibilang kompak banget ya enggak, dibilang tercerai berai ya enggak. Ya pokoknya gitu deh. Sekelas gini aja ada kelompok-kelompoknya. Dimulai dari kelompok anak cewek. Kelompok anak pojok kanan, ada 6 orang. Kelompok Tiga Dara Cantik, ada 3 orang. Kelompok pintar-pintar tetap gaul, ada 4 orang. Kelompok campur-campur tetap asik, ada 6 orang. Aku termasuk didalam kelompok terakhir yang aku sebutkan. Isinya ya bangsane, Diah, Nawang, Rani, Nadya sama Erika. Yowes kuwi. Kalo yang cowok sih semuanya nyampur ya. Tapi ada beda strata aja, kalo yang pojok kiri itu ya bisa dibilang rajin dan smart-smart jimmy neuton. Kalo yang duduk dibelakang itu.. Ya smart-smart jimmy neuton juga sih tapi beda alirannya. Atau mungkin smart-smart kungfu panda (ini khusus untuk Andrew). Wahes gayeng super tenan kelasku. Ndagel dan koplak. Kita kalo pelajaran kosong gitu suka main uno. Uno Superman. Gambarnya ya superman gitu. Aneh. Tapi ya seadanya. Kalo enggak ya ngoborol-ngobrol, apik nek Ndower udah ngeleader i cerita tentang masa depan. Wes. Yang tadinya galau, karena smsnya nggak dibales gebetan atau twitternya dibajak orang pasti bisa langsung ngakak nggak berenti-berenti sampe seminggu. Ini lebay. Terus lagi aku pernah gitu kan jajan gelembung sabun didepan rumahku, terus aku main didalem rumah. Karena marai jubine pliket, ibuku melarang keras aku main itu. Padahal aku seneng banget. Setiap main itu aku merasa aku ini adalah spongebob yang sedang bermain bersama para jelly-fish. Terus aku sedih banget, aku memutuskan untuk membawa plembunganku itu kesekolah. Ternyata anak-anak sekelas antusias banget. Aku bener-bener nggak nyangka responnya semeriah ini. Ya udah dengan plembungan itu, Nain membuat suasana sekolah menjadi penuh gelembung. Dia adalah peniup gelembung kelasku. Karena dia punya ritual khusus, sebelum meniup gelembung itu dia mengadakan tarian gelembung terlebih dahulu agar hasil tiupannya lebih maksimal. Ohyeeeh \(^o^)/ Mainan disekolah tu musiman abis. Setelah kelasku mempopulerkan gelembung itu, lalu kelas-kelas lain pun dengan suka cita mengikuti permainan itu. Tak hanya itu saja, uno pun juga mewabah. Yang sudah bisa main uno itu tandanya GAHOEL. Jadi anak-anak yang gabisa main uno langsung mempelajari ilmu-ilmu dalam permainan uno. Mereka sampe bertapa di gua-gua. Gak makan, gak minum, gak twitteran, gak facebookan. Mereka kuat sekali. Sampe segitunya ya ckckckck. Adalagi, sampe saking fanatiknya sama permainan kita ini anak-anak sekelas urunan buat beli MONOPOLI. Bener banget, Monopoli. Salah satu permainan yang bikin aku sering kalahan. Jadi jujur aja aku males main permainan ini. Mending nge-bank-i daripada ikutan main. Kita berburu Monopoli sampe ke negeri seberang, maksudnya seberang Progo. Ada toko mainan to disana, banyak banget. Aku dan gengku diikuti oleh Helmy dan Punto. Kita menjelajah salah satu toko mainan. Disambut oleh bola warna-warni, sempet terpikir kita beli itu aja apa ya? Buat mandi bola gitu dikelas pas pelajaran kosong. Tapi langsung hilang bayangan itu setelah masuk kedalam toko, kita liat ada mainan pancing-pancing ikan. Aku punya itu pas TK. Itu lo yang mainan ikan, ikannya muter-muter sambil mingkem terus mangap dan kita harus mancing ikan itu pake pancingan magnet. Inget gak? Pas kecil punya gak? Ha? Gak punya? Wah kamu pas kecil mainannya apa e? Padahal itu salah satu mainan gaul loh. Oke. Tapi pancingannya Cuma ada dua, sedangkan sekelas itu penduduknya ada 30. Gimana? Ntar rebutan? Ya udah milih yang lain aja. Tergantung mainan masak-masakan. Aku mbatin pengen itu. Pengen banget. Wah tapi emoh ah ndak dikira masa kecilku nggak bahagia. Setelah hampir setahun milih-milih mainan akhirnya dapet juga. Yo kuwi mau, Monopoli. Harganya 10 ribu. Aku bilang mahal. Terus minta ditawar. Wah tapi tampang bakule wes serem abis, yoweslah dibayar aja. Dan akhirnya kita beli monopoli. Tapi gatau sekarang dimana itu monopolinya.

Masa-masa SMA itu enak semua, kecuali pas kamu mid semester apa ujian akhir semester. Tapi karena kita pelajar muda yang banyak akal dan menjunjung tinggi kesetia-kawanan, kita buat ujian lebih berwarna. Kita saling mengerti dan memahami. Saling janji dan tidak akan mengingkari. Saling setia dan tidak akan berkhianat. Cinta kasih tetap diutamakan. Saat membutuhkan pertolongan, tolonglah. Ketika sedang ujian, kertas ujian dibagi. Kamu melihat ekspresi temanmu sangat kecut setelah melihat soalnya atau dia langsung tidur setelah menuliskan namanya di lembar jawab, maka tanyalah apa dia baik-baik saja. Atau adakah yang bisa kamu tolong. Setidaknya... Smskan jawaban atau lemparkan kertas uwel-uwelan yang berisi essay jawaban. Sungguh... Itu sangat melegakan. Aku pun juga seperti itu. Kaula muda berperasaan pasti akan melakukan itu. Hahahaha. Ya secara tidak disadari, aku merasakan anak-anak sosial itu memang sangat kompak. Kompak nilai juga. Satu dapet nilai 70 yang lain juga 70 atau ya disekitar 70 itu. Pinter juga dibagi-bagi (ya soalnya kalo gak bagi-bagi mati). Asik ajalah. Kadang pengen bilang makasih gitu ke guru matematika ku, makasih udah dikasih nilai 40 dan jeblosin aku ke IPS. Disuatu masa saat ujian kenaikan kelas, aku duduk dipojok kiri belakang. Ditutupi oleh Andrew yang duduk dipaling belakang. Sehingga guru-guru pengawas tidak terlalu bebas melihat aktivitas ku selama ujian. Tiap hari selama seminggu ujian aku bisa dibilang kayak cuek gitu. Gak pernah pegang buku. Sekalinya pegang buku, buku tts. Alhamdulillah yah setelah ujian itu aku dapet rangking 10 besar. Bapakku seneng banget hehe. Tidak dipungkiri selama ujian itu aku hanya mengandalkan jawaban dari malaikat-malaikat ku (baca : temen-temen). Aku sunggu tak tau apa jadinya aku tanpa mereka. I love you guys *peluk semuanya* *sun pipi satu-satu* *salam-salaman* *selipin angpao*

Ada lagi nih, pernah kan suatu hari. Pelajaran Pak Rahmat. Kita males dengerin dia yang lagi adu pendapat sama Rino. Kita cuekin aja dia. (kita, baca : aku dan genk beserta Fanda, Arga, Arif, Andrew, Isnain, Helmy). Kita malah ngobrol dibelakang. Tiba-tiba keinget kalo besok Kamis, lusa hari Jumat dan besoknya lusa itu hari Sabtu. Oke, terus masalahnya apa? Nah... Ini rencana buat hari Jumat. Pada usul gitu kalo mau bolos PPKS kemana. Bete sih males gitu ngapain PPKS. Ya udah pada kasih saran. Ada yang nyaranin mancing, ada yang nyaranin ke Ketep, ada yang usul mau ke rumah Andrew aja PS-an. Dan usul itu tiba-tiba langsung ditolak mentah-mentah oleh Andrew. Iye tau yang dikawal ketat sama BK -______-. Kemudian sebuah ide muncul, bagaimana jika kita ke Solo aja? Ke Tawangmangu, nyewa mobil. Dan hampir ¾ dari peserta konfrensi menyetujui itu. Sisanya banyak alasan, yang gak punya duitlah. Yang takut dimarahin gurulah, yang bilang sakitlah. Yawes, akhirnya tim 86 (aku, Erika, Nawang, Rani, Diah, Nadya, Fanda dan Arif) menjalankan misi ini. Kita menyewa mobil. Arif sebagai pilot dan yang lain sebagai penumpang. Jumat pagi-pagi pada kumpul deh dirumah aku. Dan cussssss. Masing-masing bawa bekal nasi untuk irit. Sudah akhirnya kita berangkutsz. Dijalan kita nyanyi-nyanyi. Duh seneng banget, kita tamasya. TAMASYA! Wow. Sampe di Tawang Mangu kita jalan-jalan, turun kebawah ke tempat air terjun itu. Beli tiket dan masuk, ngelewatin tangga demin tangga. Kanan kiri dipenuhi monyet-monyet. Oke anggap itu teman kita, karena tema hari itu adalah menyatu dengan alam. Sampe bawah, wah seneng banget. Air mancyuuur. Foto-foto gitu deh kayak orang kota. Kita capek banget terus duduk-duduk sambil jajan sate, dan kalian tau itu sate apa? Bukan, bukan sate ayam. Tapi sate KELINCI. Kelinci. Kelinci yang putih yang unyu yang cute abis itu dijadiin sate? Pas dimasukin mulut, terpikir kunyah gak ya? Pas udah dikunyah terpikir, telen gak ya? Pas udah ditelen, nambah lagi gak ya? Hhhhhh ternyata enak :p Dah kenyang dah puas kita naik keatas. Diperjalanan naik mau keatas, tau-tau kita di serbu oleh pasukan serdadu Amerika bukan deng segrombolan monyet-monyet gitu. Ndower sebagai leader dan memimpin petualang awalnya meyakinkan kita ”Tenang, udah to biasa aja. Kalo kita biasa mereka juga biasa.” Bijak sekali dan menenagkan hati kami. Tapi tiba-tiba monyet yang ukuran badannya lumayan gede menyerang tanpa aba-aba dan tak disangka Ndower sang leader lari kebelakang menuju kerumunan kami yang lagi ketakutan. Dia lari dan nyempil ketengah-tengah dengan muka pucet. OPO WER??? KOWE NGOPO?? Kita saling berpelukan dan berdekapan penuh doa meminta pertolongan Tuhan. Seketika monyet pergi dan kami lari tunggang langgang menuju tangga naik. Wus wus wus udah sampe atas, kita kaget. Yowoh Nawang sama Erika kemana? Apa mereka diculik dan dijadikan tawanan? Oh ya ampunnnn L tapi ternyata tidak, mereka nggak kuat lari cepet-cepet. Wahahahahahaha. Padahal sebenernya aku juga, tapi tak kuat-kuatin biar dibilang jagoan :p

Cerita lagi nih, jadi itu suatu hari anak-anak BHA mengadakan kegiatan rutin tahunan. Yaitu, rafting. Benar! Rafting. Olahraga yang naik perahu karet diisi 6 orang dan mereka harus mendayung-mendayung-dan-terus-mendayung agar kamu selamat, tentunya. Pagi itu kak Pedro (sorry, maksud saya Iqbal) menawarkan kepada anak-anak dikelasku untuk turut serta mengikuti kegiatan tersebut. Diikuti oleh kak Ndower, mereka berduapun akhirnya semacam iklan dan promosi. Mereka berdua menggambarkan betapa indahnya ketika kalian mengikuti kegiatan ini. Sungai berliku dan airnya yang begitu jernih. Nampak ikan-ikan disungai tersebut. Banyak ibu-ibu mencuci dipinggir kali dan anak-anak yang sedang mandi. Oke itu malah membuat kegiatan ini menjadi tidak menarik. Lanjut. Aku dan Nawang yang pertama kali tertarik. Kita berdua sangat excited. Ya hanya kita yang tertarik. Kemudian mulailah kita mengadakan acara bujuk membujuk. Pertama diawali dengan Erika. Jawaban yang muncul jawaban galau. Dia pengen tapi tergantung papanya. Oke nunggu konfirmasi. Orang kedua, Diah. Dia juga menjawab dengan jawaban galau. Dia pengen banget, tapi takut gak dibolehin sama mamanya. Oke nunggu lagi. Orang ketika, Nadia. Gausah dijawab, garis mukanya udah keliatan. Jawabannya "EMOH!". Yowes. Tapi... Tetap ada bujukan yang tidak kunjung henti dilancarkan. Dan alhasil muncul sekali banyak alasan. Sudahlah Nad. Orang ke empat, jatuh pada Rani. Diapun ikut dirundung galau. Dia sangat ingin, tapi dia takut papanya yang.... Ya gitu deh. 

Hari-hari sudah terlewatkan, hari H semakin dekat. Kakak-kakak BHA membutuhkan kepastian. Dan yang sudah jelas iya hanya, aku, Nawang dan Erika. Masih menunggu Diah dan Rani. Kalo Nadia mah luweh. Dan tiba saatnya Diah dilanda kegalauan yang super tinggat dewa 19. Dia tetap tidak diijinkan, mama dan papanya melarangnya. Karena Diah adalah aset berharga keluarganya. Karena apa? Yak benar! Karena dia akan segera dijodohkan dengan pengusaha tambang minyak bumi. Jadi jika terjadi apa-apa saat dikali nanti, ya... Ya gitu deh. Diah pun tidak kehilangan akal. Di suatu malam, dia menuliskan sepucuk surat untuk ibunya. Yang berisi harapan dan keinginannya. Disertai deraian dan tetesan air mata, dia pun akhirnya selesai dengan suratnya. Dan pagi harinya, diletakkanya surat itu di meja kaca diruang tamu. Disekolah Diah nampak cemas. Tak seorangpun berani bertanya apa penyebab kecemasannya itu. Yah.. Ternyata dia sedang menunggu hasil surat itu. Tak berapa lama, sang mamapun membaca surat tersebut. Dan mengabari Didi lewat pesan singkat via handphone. Isinya adalah, perijinan langsung dari kedua orang tuanya. Diah pun sangat terharu, sampai-sampai dia meneteskan air mata. Kita pun berpelukan. Kita juga ikut menangis terharu. Tapi... Ada yang masih galau, galau maksimal. Rani.. Dia belum tahu bagaimana nasibnya. Dipojokkan kelas, dia hanya duduk dan menundukan kepalanya. (Tapi yang lain cuek aja, pura-pura gak kenal. Loh (?))Akhirnya H-5 dia juga diberikan ijin oleh orang tuanya. Kita semua senang, riang, dan suka cita. Kita rayakan semua ini dengan menyalakan petasan. Tiba-tiba kamipun kembali dirundung galau.... Kita gak punya sandal rafting woy!!!! Gak punya!!! Terus mau pake apa besok raftingnya????? Akhirnya kita gaya jalan-jalan ke Amplaz cari sandal rafting, setelah memasuki konter Nike Adidas dan Reebok kamipun tidak memutuskan untuk tidak beli apa-apa. Karena..... Harganya.... Itu.... Benar... Benar.... Brengsek. Terus minta pendapat dari sang master, Ndower. Dia bilang, beli aja di toko adventure. Yowes deh akhirnya beli kesana. Masih liat-liat doang. Besoknya nyebar pada beli sendiri-sendiri. 


Tibalah Hari-H haaaa! Sore jam 3 kumpul disekolah. Aku, Nawang, Erika, Diah dan Rani sudah siap. Ternyata sing melu yo ra akeh-akeh banget -_- Ketambahan Ilwos, beberapa adek kelas calon anak BHA sama anak-anak BHA angkatanku. Regedhek, truk pun datang menjemput kita. Berbondong-bondong naik ke bak truk. Gak pake tutupan. Silir semliwir. Berangkat sore, perkiraan sampe ya malem gitu karena macet jalannya. Udah terus cus deh ke tempat tujuan. Satu jam pertama, ketawa-ketiwi. Main kartu, nyanyi-nyanyi, foto-foto, beberapa tidur. Jam jam berikutnya pada teler, mabuk. Anginnya tuh mak krenyes soalnya udah malem-malem. Istirahat dudukan, foto-foto. Tiba-tiba.... Ada anak geng, eh geng gawl, eh geng preman deng, eh geng rambut njegrak, ah yo gitulah. Serem-serem banget, mereka mau naik ke truk kita. Mau nebeng gitu, tapi akhirnya gak jadi karena truk kita penuh sesak. Kalo gak salah waktu itu malem Minggu, jadi sepanjang jalan kita yang cuma nge-cie-cie-in yang lagi pacaran goncengan motor gitu. "Cie cie pacaran cie." "Cie cie pegangan cie." "Cie cie asik cie." "Cie cie sendirian cie." Sampe capek sampe males berdiri. Gak lama nyampe ke tempat tujuan, rumah persinggahan. Itu tempat istirahatnya kita. Persingkat aja siiiiiiiih. Paginya aku, Nawang, Erika, Diah, Rani, Ndower, Pedro, Zuko, Ilwos sama Aa' Aulia dapet kloter ke dua yang rada sorean. Yang kloter pertama buat adek-adek kelas dululah ngalah. Tiba saatnya kloter dua, kita pake helm, pelampung dan lain-lain di rumah itu. Udah siapkan, kita naik angkutan khusus ke sungai yang tempat startnya. Bawa perahu karet sama dayung buat masing masing. Seperahu diisi 6 orang. Perahuku diisi aku, Nawang, Erika, Zuko sama Aa' Aulia plus mas leadernya. Perahu satunya diisi Diah, Rani, Ilwos, Pedro, Ndower dan leader mereka. Mulailah. Diawali dengan renang kecil, kayak menghanyutkan diri gitu buat membiasakan diri. Yang cowok pada lompat dan hanyut dengan mulus. Sedangkan yang cewek-cewek pada campur kelelep. Pas aku lompat, itu mulus sekali, tapi tiba-tiba ditengah sungai ada batu dan njaduk pantatku. Karena itu aku panik, posisis awal terlentang hadep depan kepala diatas ini jadi tengkurep hadep belakang kepala dibawah. Muter 180 derajat. Panik-se-panik-panik-nya, setengah nangis. Dari atas keliatan Rino, Umam kasih semangat ke aku. Mereka teriak-teriak "Nek, kamu tu piye? Ayo cepet gek muter gek muter." Batinku, sak penake wae le ngomong -_- Akhirnya aku hanyut sampe ketemu kerumunan yang lain, aku ditarik pake dayung, Nawang ditarik pake tali, Diah ditarik pake dayung, Ilwos.... ketarik pancing bapak-bapak -_____- semua naik keperahu, mulailah kita mendayung. Dayung dayung dayung dayung dayung. Sampe capek sampe kemeng. Perahu sebelah udah main jempalikan perahu, perahuku masih cupu. Kita takut gitu nyemplung ke air, takut buaya. Akhirnya setelah bujukan-bujukan maut si leader akhirnya kita memberanikan diri. Byur! Kita tumpah semua ke air. Blebek blebek, gak bisa napas. Panik soalnya kakinya gak nyentuh dasar. Jadi yang pada "TOLONG MASNYA""MASNYA GANTENG, TOLONG MASSSS" "MAS TARIK AKU MAS". Udahkan, si Aulia naik duluan. Dia bertugas nolongin kita-kita yang cemen ini. Si Zuko enak aja renang-renang sendiri sok jagoan. Akhirnya aku ditarik sama Aulia, wusssh kesempatan dalam kepanikan. Erika sama Nawang juga. Dasar otak kita tuh yaaa mmmh mmmh ;) perahu lain juga udah pada naik. Tapi setelah juram kita cemplung-cemplung lagi, kali ini perahu sebelah ketinggalan naiknya. Si Ilwos dan Diah tuh saling berenang berpegangan. Tapi bodohnya Ilwos, buka tangan yang kepegang eh malah celananya Diah wkwkwkw wwkwkwkwk sumpah nek iki bodo maksimal. Untungnya gak mlotrok -_- Ada lagi pas dijeram, si Rani tu jatuh dari perahu. Kita yang diperahu depan pada bilang "Ish Rani sok asik nyemplung dijeram." "Rani ki kewanen e renang neng kono." Dan mas leadernya yang gantian panik "Ngawur eh, kuwi tibo seko perahune." Yang lain cuma tatap-tatapan 3 detik terus teriak "AAAA RANI AAA RANI APA YANG TERJADI???" Rani hanyut sampe perahuku, dan akhirnya dia naik keperahuku, ternyata dia emang njempalik pas dijuram tadi. Untung aja gapapa, padahal biasanya yang jatuh dijuram tu.... Ya gitu deh. Pas arus tenang, si leader-leader itu suka pada iseng, mereka narik pelampung yang kita pake. Aku belum pernah ketarik untungnya. Kalo Zuko suka minta ditarik malahan, bego. Malah masang njaluk dicemplungke, nah pas arus tenang gitu dia ditarik dan kecemplung tapi mampusnya kita gak ada yang mau nolongin dia. Alhasil dia cuma ngambang sambil jalan gitu sepanjang sungai. Terus sempet juga dia nyangkut dibatu gede, karena kita kasian yoweslah diselametin aja. Akhirnya dia naik perahu. Ada juga arus yang keren, pada gak diperahu. Jadi kita tiduran diair yang alirannya rada deres. Kita bisa bikin kereta-keretan apa bikin buletan gandengan tangan, seru bangetttttttt *_* dan sampe finish kita cuma kecapekan banget, gak sanggup apa-apa. Apalagi pantatku njarem serasa patah tulang. Setelah kejadian itu, pantatku jadi lebih sensitif. Terakhir kumat pas jatuh dari motor sama Yola gara-gara ditarik Tompul yang lagi ulang tahun.


Jadi ceritanya, Tompul lagi ulang tahun yang ke 77 gitu. Dia diiket di lapangan basket. Terusss anak-anak yang lain pada ngelemparin dia pake telur, tepung, air cuci piring dan barang-barang menjijikan lainnya. Itu terjadi sekitar 20 menit. Dan dari jauh tercium bau yang super yeyek. Kita cuma ngeliatin aja dari jauh. Yang lain pada keluar, melarikan diri naik motor. Aku sama Yola boncengan gitu. Tompul lepas dari ikatan dia lari-lari membabi buta. Tiba-tiba dia lari kearah ku sama Yola, reflek Yola mau ngebut. Tapi aku bonceng miring jadi dia rada gak seimbang. Tapi udah terlanjur ketarik sama Tompul dan tiba-tiba kita... Bruk! Yola berdarah-darah gitu, aku yang nyaris pingsan karena lagi-lagi pantatku yang mendarat duluan. Mau nangis tapi kok banyak orang. Galau. Langsung diangkut Namex pake motor. Cuma diem aja sampe didalem sekolah. Emang ya Tompul tuuuuuh ah -___________-


DBL emang ajang basket paling bergengsi. Jaman DBL pas aku kelas 1 sih gak begitu menarik (buat aku). Kadang nontonnya pas kalo banyak temen aja dan itupun gak begitu niat. Bete siiiih, kadang mau teriak apa joget-joget jadi gak nyaman karena masih kelas satu gak enak diliatin sama kakak kelasnya. Nah... Pas jamannya kelas 2 ini bisa bebas (sedikit). Jadi suporter sekolahku itu namanya PATBHE HOOLIGANS. Setiap ada perlombaan gitu kita pasti dukung. Yel-yel, nyanyi, nari-nari buat suporterin yang pada lomba. Lambang Patbhe Hooligans itu burung hantu. Itu emang kayak simbol sekolahan aja, udah dari dulu. tapi baru booming dan dipake pas angkatanku masuk (kayaknya sih). Pas DBL kemaren, patbhe ngajukin tim basket cewek sama cowok. Selalu optimis. Setiap babak penyisihan dilewatin dengan sepenuh perjuangan. Tapi sayang di babak perempat final basket ceweknya kalah. Sedikit kecewa sih, tapi gapapa masih ada basket cowok dan kita harus tetep optimis!!!!! Pas babak keberapa final gitu patbhe lawan De Britto. Duh lawannya berat banget, tapi kita tetep harus yakin kalo kita bakalan menang. Kali ini tugas Patbhe Hooligans untuk membakar semangat para pemain basket kita. Tompul & Labib sebagai koordinator berjuang keras mengumpulkan masa. Alhasil terkumpul banyak sekali pendukung, termasuk para alumni. Kita berangkat sampe nyewa bis kopata biar kompak, dikawal sama mobil dan motor polisi. Ini tuh rasanya kayak naik bus rombongan pejabat. Tiba saatnya pertandingan. Patbhe Hooligans berseragam hitam (pake kaos patbhe hooligans) bersiap di tribun. Dengan kekuatan penuh para penabuh drum dan trio mulai memainkan musik dan sang Leader Tribun, Tompul, bersiap dengan tarikan suaranya menjadi awal dimulainya suporteran. Dumplak-dumplak-jos! Semuanya nyanyi, semuanya joget, semuanya teriak, semuanya all out, semuanya semangat, semuanya keringetan! Patbhe Hooligans semakin panas. Pemain basketpun juga tampak membara, mereka bermain bagus. Dan sempurna. KITA MENANG LAWANG JB! WOW. Yang ditribun pada terharu, kita menangis bahagia dan saling berpelukan. Tapi tetep ya suporternya JB juga gak dipungkiri keren banget, mereka kreatif bikin lagu-lagunya. Untuk saling menghargai kita nyanyi buat JB, lagu suporter gitu. Karena ini kan cuma pertandingan, jangan dibawa serius. Ada menang sama ada kalah, yegak? Saling tepuk tangan dan pertandingan sore itu berakhir dengan suka cita. Kita masuk FINAL! Lawannya SMA BOSA. Lawan yang tangguh pula. Permainannya bagus. Suporter Patbhe Hooligans juga gak boleh kalah. Kita persiapin semuanya secara maksimal. Buat konsep, bikin lagu, kostum, semuanya dipersiapin mateng-mateng. Sampe latihan siang-siang, pake alat-alat musik. Waaaaaaaah. Tiba harinya, yang cewek pake kaos putih. Yang cowok pake kaos item. Kita udah persiapin ini bener-bener dengan maksimal, urusan menang kalah itu diakhir. Yang penting suporternya harus bisa membakar semangat para pemain agar mereka bisa bermain dengan bagus. Semua lagu dinyanyiin, dipimpin Tompul dan beberapa orang lainnya. Kita semangat banget. Super Semangat Ekstra Maksimum. Pipinya dicoret-coret pake cat poster. Huh... Capek tapi seneng. Loncat-loncat saling rangkulan teriak-teriak, gak bisa digambarin lah perasaan kita. Aku ngerasa aku jadi keren. Sekeren Syahrini. Tapi sayangnya patbhe kalah tipis, gapapa. Tetep sportif. Gak boleh emosian. Rasanya tuh bener-bener banggggggga bangettttt jadi bagian dari Patbhe.


Sekolahku ulang tahun tanggal 16 Januari. Biasanya sih diadain acara-acara gitu. Kalo waktu aku kelas 1, itu pas banget lustrum. Jadi acaranya diselenggarain rada mewah, ada panggung dan band-band sekolah lain. Tapi pas aku kelas 2, acaranya diadain gak begitu meriah tapi tetep aja asik.Kalo pas kelas 2 aku ini, acara ulang tahun patbhe judulnya EUFOURIA. Acara interen (cuma warga patbhe aja yang bisa nonton). Dan aku ikut bergabung didalam acaranya, lagi-lagi aku jadi sie dokumentasi. Aku gak tau kenapa, apa mungkin mukaku kayak kamera kali ya? Hmm gatau deh ah. Dengan ketuai Desti, acaranyapun diadain dihalaman tengah sekolah. Jadi dibikin panggung gak begitu gede tapi lumayan lah. Yang ngisi acara ya anak-anak patbhe sendiri, kayak patrock 21 & patrock 22, Patbhe la Dance (ekskul dance gitu), terus macem-macem aku lupa pokoknya banyak. Kita juga ngundang band favoritnya Kempong yaitu The Produk Gagal. Oh men! Rame gilak acaranya. Sampe kita semua yang panitia sampe anak-anak pada moshing gak karuan. Keringetan dan super seneng. Dan acara hari itu di tutup dengan gerimis dan berjalan sukses!

Bermasalah sama guru, buku point & kantor BK. Aku bakalan kangen itu. Telat masuk sekolah, baju seragam gak dimasukin, sepatu cuma diinjek, tidur di kelas, di omelin guru, nyalin tugas, manggil-manggil terus dadahin Aulia, nyanyiin lagu Budi (ups), ngomongin guru-guru yang menurut kita aneh, nonton film di pelajaran PKN, lomba makan biting pedes sampe ingusan, jalan-jalan muterin sekolah kalo lagi bosen, nggodain Pak Tum, jajan gratis di kantinnya ibu galak, ketawa bareng di depan kelas, makan bekal sama-sama, touring ke pantai, bolos ke uks, ngukur tinggi badan di salah satu tiang tembok di lantai atas, foto-foto, nulis wish dan doa kita di mana aja biar patbhe '012 lulus 100%, kerja keras bareng-bareng waktu ada pensi, dan semua hal yang aku lakuin bareng kalian itu adalah AWESOME.

Lama-lama jadi ksbb gini sih guys, jadi inget jaman jaman dulu yang masih cupu dan mengasyikan. Inget ya, kalo nanti kita udah UN terus lulus terus udah kuliah dan menyebar dimana-mana kita bakalan selalu inget terus. Sering-sering juga kita ngadain reunian hehehehe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar