Senin, 13 April 2015

Liat Gunung-Gunung

Temen jalan-jalanku ada yang pernah nanya "Kira-kira bisa ngga ya orang pergi travelling tanpa gadget (smartphone/kamera)?" Mmm... Menurutku bisa aja. Tergantung tujuan travelling kita itu buat apa. Kalo emang buat refreshing, vacation semacam yang real real real sweet escape yang membutuhkan ketenangan (kind of relaxing moment) ya mungkin aja ga terlalu butuh. But for me personally, aku akan membutuhkannya. But it doesnt mean liburan yang aku lakukan semata-mata cuma buat taking photos doang. Ya refreshing juga. Kalo smartphone mungkin ngga terlalu kali ya, karena masalahnya smartphoneku doesn't have a maximum quality for image capturing (first world problem). Tapi kalo kamera mmm pasti akan sangat dibutuhkan. Gimana ya... Rasanya udah jauh-jauh, pake perjuangan, dan pasti penuh cerita. Tapi ngga ada foto sebagai bukti. Which I'm not a good story teller, orally even when in writings. Jadi foto menjadi mediaku bercerita. Setidaknya perjalanannya menyisakan sesuatu untuk dibagi dan dipamerkan. Literally pamer. Lewat instagram. Pfff.
Basically, I aint a real traveller like the others do nowadays. Maksudnya traveller yang tipe extream nature explorer gitu, kayak naik gunung rinjani atau diving di raja ampat atau sebangsanya. Soalnya kalo ada di level 1-10, paling aku masih ada di nomer 4. Masih yang jalan-jalan keluar kota aja, yang ngecamp di pinggir pantai, yang masih baru naik gunung prau aja, yang ngga diving tapi snorkeling aja di menjangan. But still in my leisure time, aku suka sekali jalan-jalan dan packing untuk jalan-jalan. Mmm... Lagian travelling jaman sekarang penuh dengan prestige. Gear dan tujuan tripnya sungguh luar biasa.
Well. Beberapa hari lalu temen-temen plesir mengagendakan jalan-jalan ke daerah dieng. Tapi ngga sampe ke dieng, masih agak bawah, ke posong namanya. Aku ngga tau itu bukit atau apa ya jenisnya, tapi kita bisa liat beberapa gunung dari sana. Sindoro, sumbing, merapi, merbabu, dan ada beberapa aku yang ngga tau gunung apa namanya. Bagus, waktu sunrise. 





Rabu, 01 April 2015

March

March has just passed. March left me tons of happiness, gave me much joyful moments and new friends. March is so me. My birthday was on March and now I'm 21 years old. Looks like time is running in a rush right. I did short trip vacation to Bandung, completed my personal project photo with All You Can Art, re-doing my old activities (made some fun project with paper and withered flowers). I'm not watching a lot movies lately, it indicates that I was pretty busy. And still could having a good time with best friends.
And I find a lot of new things when I was experimenting and when having a talk with people. I really adore smart people. Like they could stole my fully attention. How they were talk, or when they pull out their own opinions and make an argue cleverly. Good. Then I start to applying my weird ideas into real. Ah... I realized that I was a bit changed. I began to accept the otherness that is going around me. The most difficult thing in life is against yourself, but yeah I did it. At least I begin to try. I'm trying to build the "atmosphere", starting the conversation which I never did it before. It is no longer awkward. Myself deserve rewards. Haha. Something good comes through a long process.